May 09, 2025
Dilihat : 84 Orang
Oleh : dr Dwi Andriyani, Sp.A
Virtual Autism merupakan istilah yang menggambarkan perilaku anak mirip Autism Spectrum Disorder atau ASD yang disebabkan terpapar gadget secara berlebihan pada usia dini sedangkan autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan neurodevelopmental yang terjadi secara genetik, anak dapat sejak kecil memperlihatkan gangguan atau awalnya normal kemudian terjadi regresi pada umur sekitar 1-2 tahun. Gejala virtual autism yang ditemukan seperti gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi dan bahasa, kurang aktifitas fisik, gangguan perhatian, gangguan tidur, gangguan emosi dan perilaku, perilaku repetitif, reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan seperti suara keras dan cahaya terang, serta gangguan perkembangan. Fenomena ini penting dipahami oleh orang tua, edukator dan ahli kesehatan profesional.
Marius Zamfir, seorang psikolog asal Rumania, memperkenalkan pertama kali istilah virtual autism pada tahun 2018. Beliau mengamati adanya peningkatan jumlah anak dengan gangguan komunikasi dan sosial yang menyerupai gejala autisme pada anak usia 3 tahun yang terpapar gadget selama lebih dari 4 jam per hari. Anak-anak ini cenderung mengalami keterlambatan berbicara, minim kontak mata, hingga menunjukkan perilaku repetitif.
Sejumlah studi menemukan bahwa paparan layar lebih dari tiga hingga empat jam per hari pada anak usia dini berkaitan dengan gangguan fungsi eksekutif, regulasi emosi, perhatian, dan kemampuan berbahasa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan The American Academy Pediatric (AAP) memberikan panduan yang cukup tegas terkait screen time pada anak-anak yaitu:
usia <18 bulan : hanya media interaksi
usia 18 bulan - 2 tahun : sedikit/tidak sama sekali
usia 2-5 tahun : <1 jam /hari dengan pengawasan
usia 6 tahun ke atas : 1-1,5 jam/hari
Virtual autism bukan diagnosis medis dan dapat membaik bila screen time di batasi atau di stop. Pencegahan "virtual autism" membutuhkan pendekatan holistik meliputi orang tua, pendidik dan pembuat kebijakan. Langkah-langkah kunci termasuk mengatur batasan screen time, memilih tontonan sesuai usia, mempromosikan aktivitas fisik, membina hubungan, dan mengajarkan pendidikan tentang literasi digital serta intervensi dan dukungan perilaku positif.
Daftar Pustaka
1. Ram K Garg, Prabha Garg, Poonam Sharma, Yogesh Kumar, Ram Niwas, Jitendra Singh, et al. Virtual autism among children: A leading hazard of gadget exposure and preventive measures. J Educ Health Promot. 2024; 26(13):76.
2. Amorim GV, Ramos MF, Cavichini PA, Martins VB. Virtual Autism and the Influence of Screens on Children's Development. London Journal of Medical and Health Research. 2023; 23(10):7-13.
3. Mangunatmadja I. Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak. IDAI. 2023.
4. Pusponegoro HD. Bagaimana Saya Melakukan Penatalaksanaan Autism Spectrum Disorder. Anakku Media.
5. Detroja S and Bhatia G. Early Screen Exposure and Developmental Abnormalities: Understanding the Trepidations of “Virtual Autism. Indian Journal of Psychological Medicine. 2024.