Saat Anak Melawan: Memahami Gangguan Perilaku Anak dari Tanda hingga Penanganan

Aug 05, 2025

Dilihat : 276 Orang

Saat Anak Melawan: Memahami Gangguan Perilaku Anak dari Tanda hingga Penanganan

Oleh: CH. Widayanti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog

 

           Banyak orang tua atau guru mungkin pernah menghadapi anak yang suka membantah, marah-marah, atau bahkan melawan aturan. Jika hal ini terjadi sesekali, mungkin masih bisa dianggap wajar. Tapi jika anak sering melawan, suka berkelahi, merusak barang, atau sengaja mencari masalah, bisa jadi itu bukan sekadar kenakalan biasa. Perilaku seperti ini bisa menjadi tanda dari gangguan psikologis yang disebut Oppositional Defiant Disorder (ODD) atau Conduct Disorder (CD).

            Sebagai contoh, Rafa, anak laki-laki usia 10 tahun, sering membuat masalah di sekolah dan di rumah. Ia membantah gurunya, memukul teman, dan tidak peduli jika telah menyakiti orang lain. Di rumah pun ia merusak barang dan membentak orang tua. Perilaku Rafa bukan hanya karena sedang “nakal” atau ingin perhatian, tetapi bisa jadi karena adanya gangguan perilaku yang membutuhkan perhatian dan bantuan profesional.

             Data dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (2023) menunjukkan bahwa sekitar 10–15% anak usia sekolah mengalami ODD, dan sekitar 3–6% mengalami CD. Di Indonesia, menurut laporan UNICEF tahun 2023, semakin banyak anak mengalami masalah emosi dan perilaku, terutama sejak pandemi. Hal ini dipengaruhi oleh stres keluarga, pola asuh yang tidak konsisten, dan lingkungan sosial yang kurang mendukung.

             Secara psikologis, anak bisa berperilaku buruk karena belajar dari lingkungan. Teori dari Albert Bandura menjelaskan bahwa anak meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Kalau anak sering melihat orang tua atau lingkungan marah dan kasar, ia bisa menirunya. Selain itu, teori dari John Bowlby menyebutkan bahwa anak yang tidak merasa aman atau dekat dengan orang tua sejak kecil, bisa tumbuh menjadi anak yang sulit mengatur emosi dan susah patuh pada aturan.

             Dalam dunia psikologi, ODD ditandai dengan anak yang sering marah, suka membantah, dan tidak mau mengikuti aturan, berlangsung selama minimal enam bulan. Sementara itu, CD lebih berat, karena melibatkan perilaku agresif, seperti menyakiti orang lain, mencuri, merusak barang, atau sering bolos sekolah. Kedua gangguan ini harus dibedakan dari sifat “nakal biasa”, karena memiliki pola dan dampak yang lebih serius.

            Jika tidak ditangani dengan tepat, anak dengan ODD berisiko mengalami CD, dan saat dewasa bisa berkembang menjadi gangguan kepribadian antisosial. Namun, berita baiknya, gangguan ini bisa ditangani, terutama jika dikenali sejak dini. Terapi yang sering digunakan adalah Parent Management Training, yaitu pelatihan untuk orang tua agar tahu cara mendidik anak secara konsisten dan positif. Selain itu, anak bisa ikut terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mereka belajar mengatur emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat.

           Sekolah juga memegang peran penting. Guru dan pihak sekolah perlu memahami bahwa anak dengan gangguan perilaku bukan hanya perlu dihukum, tetapi juga perlu dipahami dan dibimbing. Pendekatan yang tegas namun empatik jauh lebih efektif daripada hukuman keras atau penolakan.

           Sebagai penutup, jika Anda menemukan anak yang sering marah, membantah, atau bertindak agresif, jangan langsung memberi label “nakal”. Bisa jadi anak tersebut sedang berjuang dengan hal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Ajak bicara, dengarkan, dan bila perlu, konsultasikan ke psikolog anak. Karena setiap anak punya potensi untuk tumbuh baik—asal diberi bimbingan dan kasih sayang yang tepat.

 

Referensi

  1. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP). (2023). Oppositional Defiant Disorder Resource Center. Retrieved from: https://www.aacap.org
    → Menyediakan data prevalensi ODD dan CD pada anak serta panduan penanganan.
  2. American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, Text Revision (DSM-5-TR).
    → Sumber utama kriteria diagnostik untuk ODD dan CD.
  3. UNICEF Indonesia. (2023). Laporan Situasi Anak di Indonesia Pasca Pandemi COVID-19. Retrieved from: https://www.unicef.org/indonesia
    → Melaporkan peningkatan gangguan perilaku dan emosi pada anak di Indonesia.
  4. Kazdin, A. E. (2017). Parent Management Training: Treatment for Oppositional, Aggressive, and Antisocial Behavior in Children and Adolescents. Oxford University Press.
    → Buku rujukan utama dalam terapi perilaku untuk anak dengan ODD dan CD.
  5. Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Prentice-Hall.
    → Teori belajar sosial menjelaskan bagaimana anak meniru perilaku agresif dari lingkungan.
  6. Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Vol. 1. Attachment. Basic Books.
    → Menjelaskan bagaimana pola kelekatan awal berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan perilaku anak.